Siapakah yang biasanya berinteraksi di pasar tradisional ? Jawabannya tentu saja pedagang dan pembeli. Di pasar tradisional, pedagang dan mayoritas pembelinya adalah kalangan menengah kebawah.
Pasar Tradisional
Menurut Wikipedia, pasar tradisional adalah tempat orang untuk membeli dan menjual. Lebih lengkapnya, pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan adanya transaksi jual beli secara langsung dan biasanya merupakan proses tawar menawar. Pasar umumnya terdiri dari kios, toko, dan lahan terbuka yang dibuka oleh penjual atau pengelola pasar.
Pasar biasanya menyediakan kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan berupa ikan, buah, sayur, telur, daging, kue, kain, pakaian, barang elektronik, jasa, dan lain-lain. Pada umumnya pasar terletak di dekat pemukiman penduduk untuk memudahkan warga menjangkau lokasi pasar.
Di Indonesia, pasar yang paling umum adalah pasar pagi yang beroperasi dari pagi hingga sore hari dan menjual bahan makanan segar. Ada juga pasar malam yang buka dari sore hingga malam hari yang menjual barang dagangan plus ada beberapa wahana untuk keluarga.
Fungsi utama pasar tradisional adalah sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Di pasar tradisional terbentuk pola hubungan ekonomi yang menghasilkan interaksi sosial. Sifat interaksi sosial di pasar tradisional sudah tidak asing lagi.
Interaksi sosial terjadi antara pedagang dengan pembeli, pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pemasok. Secara tidak langsung, pasar tradisional menjadi tempat sosialisasi individu-individu dalam masyarakat.
Fungsi lain dari pasar tradisional adalah sebagai pusat pertemuan, pusat pertukaran informasi, penyelenggaraan kesenian rakyat, dan persembahan wisata. Aset yang dimiliki pasar tradisional memiliki nilai ekonomi dan sosial ekonomi daerah.
Pasar tradisional tidak hanya berperan dalam mengatur keuangan publik, tetapi juga menjadi institusi sosial. Dalam menjalankan fungsi lembaga sosial, pasar tradisional membentuknya secara alami melalui interaksi sosial.
Pemicu interaksi di pasar tradisional adalah kebutuhan primer masyarakat akan produk yang diperdagangkan di pasar. Pasar tradisional tidak hanya menjadi tempat perdagangan, tetapi juga merupakan tempat warisan budaya.
Pasar tradisional secara tidak langsung menjadi pusat siklus ekonomi yang melibatkan banyak orang dalam masyarakat. Pasar tradisional membuat peredaran uang mengalami transisi kepemilikan yang lama. Kondisi ini kemudian menyebabkan aktivitas ekonomi di perkotaan dan pedesaan terus berlanjut.
Pesaing alami pasar tradisional adalah pasar modern. Kondisi di pasar modern membuat konsumen di pasar tradisional mulai beralih ke pasar modern. Kondisi terpenting yang membuat pasar modern lebih diminati konsumen adalah tingkat kebersihan dan kenyamanan yang tinggi.
Selain itu, produk di pasar modern juga mirip dengan pasar tradisional. Persaingan bisnis juga muncul dari segi harga dimana harga di pasar tradisional dan pasar modern tidak jauh berbeda.
Karakteristik Pasar Tradisional
Menurut laman Kompas, pasar tradisional memiliki beberapa ciri, antara lain:
- Ada sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli.
- Pasar tradisional dimiliki, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah daerah.
- Tempat usaha yang beragam dan bersatu di lokasi yang sama.
- Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan adalah produk lokal.
Sementara laman Binus menambahkan bahwa Pasar tradisional memiliki ciri khas tersendiri.
Pertama, secara fisik pasar ini relatif dekat dengan tempat tinggal kita. Biasanya di dekat tempat tinggal, desa, perumahan ada tempat yang disebut pasar ini.
Meski sudah menjadi jamak, banyak pengembang perumahan modern kemudian melengkapi fasilitas umum mereka dengan pasar modern dan supermarket yang lengkap. Jadi, dari segi jarak dari segi kedekatan fisik, pasar tradisional ada di sekitar kita.
Kedua, kedekatan antara penjual dan pembeli lebih terasa karena interaksi mereka yang berulang dan mendalam. Interaksi sosial yang hangat dan personal sering terjadi di pasar tradisional.
Transaksi berulang, tawar menawar yang dilakukan dengan 'taktik' tertentu untuk mendapatkan harga yang lebih murah atau bonus yang lebih banyak, seringkali menciptakan 'kedekatan' yang artinya tidak bisa direduksi menjadi sekedar hubungan antara penjual dan pembeli.
Karena keramahan penjualnya, tak jarang pembeli 'takluk' dengan 'bujukan' penjual. Yang terjadi adalah saling menguntungkan.
Jika hal ini sering terjadi, dalam jangka waktu yang lama, hubungan yang terjadi melampaui kepuasan dan loyalitas pelanggan. Yang akan dibangun adalah pasar sebagai jaring pengaman sosial ekonomi rakyat bagi para penjual, termasuk produsen dan konsumen.
Saat resesi terjadi, harga naik sementara kebutuhan tetap atau cenderung meningkat, dengan gaji/pendapatan yang relatif tetap, ibu rumah tangga harus memutar otak lebih keras agar tetap bisa belanja sesuai kebutuhan.
Karena hubungan yang baik, konsumen mendapatkan kemudahan tertentu. Misalnya dari diskon, kemudahan pembayaran (cicilan, utang) hingga pengiriman barang ke rumah Sobat. Hal ini tentu memudahkan konsumen.
Pada masa resesi/krisis, penjual juga mengetahui situasi dan kondisi yang dihadapi konsumennya: uang yang relatif terbatas. Agar transaksi terjadi, mereka harus melakukan penyesuaian seperti harga. Dengan demikian, bisnis tetap berjalan. Perekonomian terus bergulir.
Pasar tradisional dalam konteks ini dapat menjadi katup pengaman sosial ekonomi bagi masyarakat sekaligus penopang kekuatan ekonomi yang lebih informal.
Oleh karena itu, jika Sobat ingin melihat dan merasakan
perekonomian Indonesia yang stabil, maju, kuat dan tahan goncangan, Sobat tidak
hanya sibuk mengelola 'pasar modern dan canggih'. Tapi fokuslah pada pasar
tradisional di sekitar kita. Lakukan penataan yang baik, lingkungan menjadi
lebih bersih, transaksi lebih aman dan nyaman dalam suasana kekeluargaan.
Keuntungan memiliki pasar tradisional adalah:
- Dalam kegiatan ekonomi, penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi langsung tanpa perantara.
- Ada proses interaksi sosial yang mempengaruhi keputusan dan kepuasan antara penjual dan pembeli.
- Dari segi lokasi, pasar tradisional selalu dekat dengan pemukiman penduduk.
Jenis Pasar Tradisional
Pasar sebagai perusahaan daerah diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Menurut jenis kegiatan
Di sini pasar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Pasar eceran, tempat terjadinya permintaan dan penawaran barang secara eceran atau satuan.
- Pasar grosir, di mana ada penawaran dan permintaan yang besar.
- Pasar induk, pasar yang lebih besar dari pasar grosir dan menjadi pusat pengumpulan dan penyimpanan makanan.
Menurut kegiatan pelayanan terpusat dan tersebar
Terbagi menjadi dua pasar, yaitu:
Fasilitas perdagangan terpusat
Artinya, pasar ini memiliki hierarki fasilitas perdagangan tertinggi dan memiliki tata letak di pusat kota. Kegiatan perdagangan ini terdiri dari perdagangan eceran dan perdagangan besar.
Fasilitas yang tersebar
Berfungsi sebagai jasa lingkungan di dalam kota. Dimana
terdapat pusat-pusat area pelayanan dan menjadi satu dengan fasilitas sosial
lainnya. Tingkat pelayanan ini dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu pasar
daerah, kota, wilayah, kelurahan, dan pasar blok atau kecamatan.
Menurut waktu kegiatan
Pasar ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
- Pasar Sore, beroperasi pukul 04.00-16.00 WIB
- Pasar malam, beroperasi pukul 16.00-04.00 WIB
- Pasar siang dan malam atau 24 jam
- Pasar darurat, menggunakan jalan umum pada saat-saat tertentu. Seperti pasar murah Ramadhan.
Menurut status kepemilikan
Pasar diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Pasar pemerintah dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah pusat dan daerah.
- Pasar swasta, dimiliki dan dikendalikan oleh badan hukum yang diizinkan oleh pemerintah daerah.
- Pasar ilegal, kegiatan di luar pemerintah daerah dan disebabkan oleh kurangnya fasilitas pasar.