Sejarah E Commerce di Indonesia



Sejarah e commerce di Indonesia - E-Commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 ketika spanduk elektronik pertama digunakan untuk tujuan promosi dan periklanan di situs web. Menurut Forrester Research, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan sebesar $ AS 12,2 miliar pada tahun 2003.

Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah seiring waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau faktur secara elektronik.

Kemudian ia mengembangkan aktivitas yang memiliki istilah "perdagangan web" yang lebih tepat - pembelian barang dan layanan melalui World wide web melalui server aman (HTTPS), protokol khusus yang menggunakan enkripsi untuk menjaga data penting pelanggan tetap rahasia.

Awalnya ketika web menjadi populer di masyarakat pada tahun 1994, banyak jurnalis meramalkan bahwa e-commerce akan menjadi sektor ekonomi baru. Namun, hanya sekitar empat tahun kemudian, protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap dewasa dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di As dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.

Ceritanya mungkin berbeda, jika IndoNet tidak hadir sebagai Penyedia Layanan Internet (ISP) komersial pertama di Indonesia 23 tahun yang lalu. Keberadaan IndoNet adalah terbukanya peluang untuk memanfaatkan teknologi dan informasi telekomunikasi sebanyak mungkin di semua bidang, termasuk perdagangan, meskipun pada awalnya, internet baru semata-mata digunakan sebagai media komunikasi dan ekstensi promosi, bukan sebagai platform untuk melakukan transaksi itu sendiri.

Saat itu, layanan internet digunakan untuk menjadi etalase digital. Konsumen dapat melihat barang yang diinginkan, tetapi proses negosiasi dan pembelian dan penjualan dilakukan dengan cara konvensional yakni melalui telepon. Metode ini berlaku secara umum, dan dijalankan oleh pemilik toko yang telah merambah ke dunia maya.

Seiring waktu, ide untuk memaksimalkan penggunaan layanan internet terus bermunculan, termasuk dalam bentuk perdagangan elektronik dan komunitas virtual. Tahap ini ditandai dengan kehadiran Bhinneka.Com, dan forum Kaskus pada tahun 1999, meskipun pilot percobaan telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. Selain itu, ada juga portal Detik di tahun yang sama.

Setelah tiga tahun sejak 1993, situs Bhinneka.com diluncurkan pada tahun 1996. Hanya saja masih profil perusahaan, hanya menunjukkan rincian kontak dan beberapa hal mendasar lainnya. Selain Bhinneka.com, pada tahun 1996 toko buku online pertama di Indonesia tercatat mengudara, yaitu sanur.com. Sekarang situs ini tidak aktif. Sebagai pionir, sayangnya toko itu tidak berlangsung lama.

Beberapa tahun yang lalu, pemerintah yang menyadari potensi dan efek dari perdagangan elektronik, mulai menyusun RUU. Ini juga bertepatan dengan pertumbuhan lanjutan dari sektor e-commerce dan perilaku ekonomi warga.

Ditandai dengan munculnya startup baru, yang pada umumnya masih bermain di bidang jual beli produk. Ada glodokshop.com yang tercatat, data kencana, wetmarket dari Singapura, FastnCheap dari Surabaya, LippoShop, adsbaris.co.id, gadogado.net yang merupakan situs lelang.

Akibat gelembung ekonomi internet, satu per satu pemain dari berbagai bidang berjatuhan. Bahkan portal media seperti kopitime.com yang didirikan pada tahun 2000 dan berhasil menembus Bursa Efek Jakarta (BEJ), bangkrut dalam waktu dua tahun. Hanya beberapa pemain lama yang bisa bertahan dari krisis, salah satunya adalah Bhinneka.Com, yang terus beroperasi saat ini.

Sisanya, banyak pengguna internet membeli dan menjual secara pribadi menggunakan forum publik, menjadi pelopor dari pasar yang terstruktur. Salah satu yang muncul dari Bali adalah Tokobagus.com.

Pertumbuhan ekosistem e-commerce juga mendorong peluncuran berbagai layanan pembayaran. Ketika kegiatan pembelian dan penjualan dilakukan secara digital, proses pembayaran menyesuaikan. Salah satunya adalah Doku, yang telah beroperasi sejak 2007 sebagai layanan uang elektronik. Inovasi dan adaptasi terus bergulir.

Kehadiran Go-Jek di tahun 2010 benar-benar menjadi terobosan, membuka pandangan dan wawasan lebih banyak orang Indonesia tentang besarnya dampak e-commerce. Dengan menawarkan layanan transportasi berbasis online dan sejumlah turunannya, Go-Jek membuktikan bahwa kemajuan teknologi telekomunikasi memungkinkan perubahan di banyak bidang.

Peluang e-commerce menarik pemain asing. Pada tahun 2010, pasar Bukalapak mulai beroperasi. Pada 2011, Rakuten masuk ke Indonesia. Di tahun yang sama, Tiket.com juga mulai beroperasi. Pada akhir tahun ini, Zalora Group mendirikan Zalora Indonesia sebagai bagian dari jaringan bisnis e-commerce internasionalnya.

Untuk pertama kalinya, e-commerce Indonesia memiliki "perayaan" sendiri tahun ini. Itulah Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), yang diharapkan akan semakin memperluas minat orang Indonesia pada umumnya untuk mengalami pengalaman belanja digital. Masih dengan nama-nama pemain e-commerce domestik yang semakin beragam, salah satunya adalah Berrybenka yang awalnya mengkhususkan diri dalam bermain mode. Ini juga merupakan upaya kampanye untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam berbelanja melalui internet.

Selain itu, IDEA juga dibentuk tahun ini, menjadi asosiasi yang menampung para pemain e-commerce dalam hubungan strategis dengan pemerintah, meningkatkan ekosistem e-commerce tanah air dan reputasinya di dunia. Ini penting, mengingat Indonesia adalah pangsa pasar yang sangat menjanjikan.

Tahun ini, bidang yang dicakup oleh e-commerce semakin beragam. Selain perdagangan umum, ada juga transportasi dan akomodasi, properti, pencarian pekerjaan dan tenaga kerja.

Sejarah terus dicetak. Tokopedia tahun ini menjadi startup pertama yang menerima investasi sebesar USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,2 triliun pada saat itu. Angka ini adalah yang terbesar dalam sejarah e-commerce Indonesia, hingga akhirnya dipukul mundur oleh Tokopedia pada tahun 2017.

Semakin banyak yang melihat e-commerce sebagai saluran bisnis potensial, termasuk dari dunia telekomunikasi. Ini ditandai dengan pendirian Elevenia, pasar yang terlindung oleh XL Axiata dan SK Planet dari Korea Selatan.

E-commerce Indonesia masih penuh dengan peristiwa. Tokobagus dan Berniaga bergabung ke OLX Indonesia yang fokus pada pembelian dan penjualan komoditas kedua. Hadir pula MatahariMall.com yang merupakan bagian dari bisnis Lippo Group, Shopee from Singapore, dan JD.id yang merupakan turunan langsung raksasa e-commerce dari China. Kompetisi lebih menarik.

Selain itu, pada 11 November 2015, Bhinneka.com sebagai situs e-commerce tertua di negara itu mengumumkan bahwa mereka telah menerima investasi senilai USD 22 juta, setara dengan Rp 300 miliar dari Ideosource, nilai investasi terbesar yang pernah dikeluarkan pada saat itu. Peringkat Bhinneka.com mengalami restrukturisasi signifikan dengan masuknya beberapa nama penting.
\
Masih di tahun yang sama, Bhinneka.com menjadi perusahaan e-commerce pertama yang bermitra dengan pemerintah dalam pengadaan barang. Melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Layanan Pemerintah (LKPP), Bhinneka bergabung dalam platform online untuk belanja anggaran pemerintah. Bhinneka.com memperluas layanannya ke jajaran Business to Government (B2G).

Bhinneka.com meluncurkan Bhinneka Bisnis. Layanan ini adalah platform pengadaan bagi perusahaan dari berbagai tingkatan. Sebagai klien, korporasi hanya mendaftar dan memesan seperti belanja online secara umum. Tentu dengan paket harga dan penanganan khusus.

Namun, ada beberapa perusahaan e-commerce yang terpaksa berhenti beroperasi tahun ini. Yakni Lamido, Paraplou, Valadoo, Wearfable, Foodpanda. Yang paling mengejutkan adalah kepergian Rakuten.co.id setelah lima tahun ekspansi di Indonesia. Selain itu, akuisisi terus terjadi. Kali ini ke Lazada Indonesia, yang sebelumnya bagian dari Lazada internasional Asia Tenggara, dan kemudian "dianeksasi" ke Alibaba.

Pada 2016, pemerintah merilis roadmap e-commerce Indonesia untuk 2017-2019. Dalam bentuk Peraturan Presiden No. 74 tahun 2017 tentang "Road Map of E-Commerce" pada 2017-2019, dan juga disebut sebagai istilah lain; Peta Jalan untuk Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (SPNBE) 2017-2019.

Tahun ini dimulai dengan Bhinneka.com yang mengubah namanya menjadi Bhinneka sejak Februari. Perubahan kecil juga dilakukan pada logo. Cipika, yang merupakan unit bisnis Indosat Ooredoo, juga berhenti beroperasi. Diikuti oleh perubahan layanan Alfacart, yang menutup jalur pasarnya.

Itulah sedikit sejarah singkat perusahaan e commerce di Indonesia beserta contoh e commerce di indonesia saat itu.

Sumber :
https://www.kompasiana.com/www.bhinneka.com/59b25877085ea65943594dc2/sejarah-e-commerce-indonesia-apa-yang-telah-dan-akan-terjadi?page=all


Back To Top